SEPAK BOLA DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT12/16/2020 Silvio Berlusconi Contoh nyatanya adalah terpilihnya Silvio Berlusconi menjadi perdana menteri Italia pada tahun 1994. Yang kita tahu Silvio Berlusconi itu adalah bos klub raksasa Italia yaitu AC Milan. Terpilihnya ia menimbulkan banyak spekulasi-spekulasi di masyarakat. Matt Frei dan Martin Clark mengatakan Berlusconi memanfaatkan momen yang pas sehingga dia bisa terpilih menjadi perdana menteri pada saat itu. (Clark, 2008) (Frei, 1996) Masyarakat Italia pada saat itu sudah bosa dengan paham-paham atau jargon-jargon sosialis, liberalis, dan sosialis demokratis. Berlusconi hadir dengan jargon baru ”Forza Italy” kata-kata yang tidak asing lagi bagi para penggemar sepak bola. Selain Silvio Berlusconi juga ada mantan pemain bola George Weah (Mantan pemain AC Milan) yang maju menjadi presiden Liberia pada tahun 2005. Ia memanfaatkan popularitasnya pada saat itu sebagai pemain. Walaupun hasilnya ia kalah tetapi pada ia memenangkan perebutan suara pada putaran pertama. (Nurudin, 2002). Di Indonesia kepengurusan sepak bola nya masih banyak dipegang atau dikuasai oleh lembaga-lembaga birokrat daripada oleh orang-orang yang ahli dalam bidang sepak bola. Hal ini sebenarnya kurang baik karena kebanyakan tim-tim sepak bola di Indonesia ini hanya mementingkan prestasi dibandingkan pembinaan pemain-pemain potensial. Akan tetapi banyak badan-badan birokrat yang menduduki jabatan-jabatan di dalam suatu tim sepak bola ini memiliki manfaat yaitu menjadi lebih mudah dalam memperoleh dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN). (Suyatna, 2007) Disisi lain, sepak bola juga bisa menjadi media untuk membangkitkan nasionalisme di masyarakat. Contohnya pada klub Serbia Red Star Beograd, klub ini adalah salah satu tim yang sukses pada tahun 1990-an. Pada saat perang Balkan, para suporter tim ini memiliki peran penting bagi kebangkitan nasionalisme Serbia, dan memunculkan sebuah gagasan bangsa Serbia adalah korban sejarah yang mebuat mereka harus berperang demi harkat dan martabat bangsanya. Pagelaran-pagelaran besar sepak bola seperti Piala Dunia dan Piala Eropa bisa membuat seluruh kegiatan di dalam sendi kehidupan menjadi berhenti dan semua mata pasti akan tertuju kepada sepak bola tersebut. Bahkan para pakar psikologi luar pun menyebut Piala Dunia dan Piala Eropa adalah “tribalisme modern” yaitu sebuah perang antarsuku yang terjadi di masa lalu dan terjadi lagi pada masa sekarang, khususnya pada Bangsa Eropa yang menjadi peserta pada ajang tersebut. (Graham, 1976)Tingkah laku purba (tribal behavior) yang paling terlihat selama ritus soccer tribe terlihat dikalangan suporter setiap tim yang akan bertanding. Mereka mengecat wajah, memakai kostum negaranya, dan bersorak-sorak sambil menyakikan chants-chants mereka. (Graham, 1976). Sepak bola telah memberi pelajaran bagi kehidupan kemanusiaan kita. Multikulturalisme salah satunya. Sepak bola adalah satu-satunya cabang olahraga yang paling multikultural didunia saat ini. Sepak bola mampu menghilangkan sekat sosial di masyarakat. Diluar itu semua di dalam sepak bola pun masih ada tindakan rasis yang ditujukan terutama kepada pemainnya. Football offience Art 1991 menganggap tindakan rasis ini sebagai tindakan yang kriminal. (Ghozali, 1998) Akan tetapi usaha-usaha untuk menghapuskan tindakan rasis dan tindakan kekerasan. Seperti yang dilakukan di Italia. Bahkan untuk mengurangi aksi-aksi tersebut pemerintah Italia harus sampai membuat rancangan undang-undang. Berdasarkan hasil laporan pemerintah Italia kekerasan dalam sepak bola dapat berkurang hingga 70% berkat dari penerapan undang-undang tersebut. Isi dari undang-undang tersebut adalah soal penerapan standar kemanan stadion dan juga memberi hukuman berat bagi para pelaku tindak kerusuhan dan kekerasan. (Ghozali, 1998) Usaha-usaha yang sudah dilakukan untuk menghapuskan tindakan kekerasan dan rasisme didalam sepak bola ini sebagai bentuk pertanggung jawaban suporter dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan didalam dunia sepak bola. Ini semua bertujuan untuk menjaga sepak bola ini sebagai cabang olahraga yang Fairplay dan juga bisa mempersatukan semua golongan masyarakat.Sepak bola dimasa saat ini bukan hanya sekedar permainan olahraga tetapi bisa menjadi media untuk mempersatukan semua golongan masyarakat. Permainan sepak bola tidak bisa lepas dari orang-orang atau para suporter yang mendukung tim kesayangannya. Sepak bola pun banyak mengajarkan kita tentang nilai-nilai kemanusiaan tanpa kita sadari. Belajar menerima kekalahan misalnya ini adalah suatu cara latihan untuk kedawasaan mental dan bisa kita implementasikan kedalam kehidupannya nyata.Sepak bola pun menjadi olahraga yang paling multikultural di dunia. Sepak bola berhasil menghapuskan sekat-sekat sosial di masyarakat, kultur budaya, etnis, agama, dan bahka hingga ideologi masyarakat. Hanya dari sepak bola pun banyak nilai-nilai positif yang dapat kita ambil. Sumber :
|